Munculkan Gaya Beriklan dari Negara Indonesia

Lagi-lagi ada artikel menarik di Jawa Pos..mengenai himbauan untuk memunculkan gaya beriklan sendiri khas negara Indonesia..

" Tantangan global berubah sangat cepat. Industri periklanan dan kreatif menyadari betul hal itu. Agar tak tertelan oleh perubahan, pelaku industri kreatif sudah punya strategi jitu.

Ketua Panitia Citra Pariwara 2009 Ricky Pesik mengatakan, tema tahun ini adalah
It's Time to Kill Your Old Tricks (Saatnya Membunuh Trik Lama Anda). Menurut dia, industri periklanan khususnya dan industri kreatif umumnya harus menyikapi berbagai perubahan yang terjadi di depan mata. "Saatnya menyadari bahwa teknik-teknik lama waktunya dikubur bila kita ingin terlibat dan berperan dalam dunia baru," ujarnya di sela acara puncak Anugerah Citra Pariwara 2009 di Senayan City Jumat malam.


Soal trik-trik baru itu, Ketua Umum Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) Harris Thayeb mencontohklan sebuah koran di Jepang yang mempunyai ide segar dengan memasang lembaran film tipis yang bisa dipasangi iklan. "Jadi, masih ada cara untuk membuat media tradisional menjadi lebih interaktif. Kalau yang di koran Jepang itu, orangnya kelihatan berjalan atau melompat-lompat. Di pinggirnya ada lampu yang berjalan,'' ujarnya sambil memutarkan jari tangannya.

Di media
online juga seperti itu. Untuk menciptakan iklan yang menarik harus disiasati dengan pmbuatan banner yang menarik. Sebab, dalam media online dituntut agresivitas pembaca untuk meng-klik iklan yang dilihat. Karena itu, content iklan harus kreatif dan interaktif. ''Sekali lihat dia tetap terus klik sana, klik sini. Tidak seperti di TV atau koran, kan seneng nggak seneng ya harus ditonton,'' katanya.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, iklan-iklan yang sudah ditayangkan di televisi, koran, radio, maupun luar ruang diuji kreativitasnya oleh dewan juri. Tak mau ketinggalan, karya anak kuliahan pun dilombakan. Mereka memasang karyanya di beragam situs berbagi. Misalnya,
YouTube, Twitter, dan Facebook. Dewan jurinya lengkap, dari lokal maupun internasional untuk menambah bobot penjurian.

Juri kategori khusus BG Award dan Daun Muda Award, Adi S. Noegroho, mengatakan, dirinya telah membayangkan rasa penat yang luar biasa. Maklum, dia dan lima juri lain di kategori yang sama harus memelototi karya dari 250-an peserta satu per satu. "Bayangkan kalau setiap peserta memberikan 4
link. Misalnya Facebook, Twitter, YouTube, dan blog. Berarti ada 1.000 link yang harus diperiksa," katanya.

Dia melakukan penilaian mulai pukul 9 pagi hingga jam satu malam dua hari penuh dengan hanya diselingi
break makan siang dan makan malam. Berbagai perasaan timbul tatkala melakukan penjurian. "Kami berlima berdecak kagum, beradu argumen, tertawa, mencaci, nyinyir, berdebat, bercanda, dan lain-lain hingga tak lagi merasakan kepenatan,'' lanjutnya.

Terrence Tan,
creative director DDB Worldwide Singapura, yang menjadi salah satu juri, mengatakan, pemenang-pemenang kategori emas (gold) sudah layak muncul pada festival kelas dunia. Meski begitu, banyak pula tantangan yang harus dihadapi. "Namun, pelaku industri periklanan Indonesia mampu belajar dengan cepat," ujarnya.

Dia berpesan agar para pelaku industri periklanan Indonesia memunculkan gaya beriklan yang berakar dari budaya sendiri, tidak harus meniru gaya dari luar negeri. Pencinta olahraga
off-road hiking ini mengaku kagum dengan besarnya pasar iklan di Indonesia. "Ini tidak dimiliki negara lain, bahkan Singapura," jelasnya. (wir/oki)
" source : www.jawapos.co.id



Wah..industri iklan atau advertising ini memang tidak ada matinya untuk digarap, selalu ada saja media yang lebih modern untuk menggantikan yang tradisional, tetapi yang tradisional juga bisa semakin berinovasi dan berkembang...tertarik mempelajarinya lebih lanjut ? Marketerz bisa masuk kelas sertifikasi CPBC pada semester 6 atau 7 nanti dan buatlah marketing bangga saat kalian lulus !!! (t11)


0 Responses

    Anda Visitor Ke :

    Marketing Messenger

    Name :
    Web URL :
    Message :
    :) :( :D :p :(( :)) :x